Review Novel Botchan Karya Natsume Soseki: Klasik Tapi Asik

Konten [Tampil]
Akhir-akhir ini jika diperhatikan blog ini memang sudah jarang upload review buku atau novel, oleh karena itu pada kesempatan ini akan diuraikan review sebuah novel jepang karya Natsume Soseki yaitu berjudul Botchan.

Pada saat membaca judul novel Botchan Karya Natsume Soseki ini, saya pribadi bertanya-tanya mengenai apa itu Botchan ?. Namun beruntungnya pada bagian pengantar dari para penerjemah dijelaskan apa itu Botchan. 

Kata Botchan ternyata adalah panggilan hormat bagi pemuda Jepang yang memiliki kekayaan atau mungkin jika terjemahkan dalam Bahasa kita kata ini dapat berarti Tuan muda.

Namun Botchan pada novel ini bukanlah yang demikian adanya. Panggilan ini melekat pada seorang pemuda  hanya dikarenakan seorang wanita tua bernama Kiyo.

Identitas Novel Botchan Karya Natsume Soseki

Review Novel Botchan

Judul : Botchan
Penulis: Natsume Soseki
Penerjemah: Indah Santi Pratidina
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun: Cetakan keenam, 2016
Tebal : 217 Hal
ISBN : 978-602-03-3167-6

Sinopsis/ Blurb Novel Botchan Karya Natsume Soseki


Seperti cerita The Adventures of Huckleberry Finn, Botchan mengisahkan pemberontakan seorang guru muda terhadap "sistem" di sebuah sekolah desa. Sifat Botchan yang selalu terus terang dan tidak mau berpura-pura sering kali membuat ia mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Cerita yang dituturkan secara humoris ini sangat populer di kalangan tua dan muda di Jepang, dan barangkali merupakan novel klasik yang paling banyak dibaca di Jepang modern. 

Review Novel Botchan Karya Natsume Soseki

Alur Cerita Novel Botchan Karya Natsume Soseki

Satu hal yang kusadari setelah membaca novel Botchan karya Natsume Soseki ini adalah bahwa novel-novel karya penulis asal Jepang kebanyakan tidak terlalu memiliki alur perubahan cerita yang drastis atau cendrung memiliki alur yang sedikit lambat.

Perubahan cerita dari satu topik atau adegan ke adegan yang lain dalam novel Botchan tidak begitu kentara. Meski begitu kejadian yang terdapat dalam cerita itu tetap menyimpan makna yang tidak sedikit. Setiap pembahasan yang berada pada alur cerita pada novel Botchan ini menurutku berhasil untuk membuat kita mengangguk setuju dengan apa yang dilihat oleh tokoh dalam cerita ini.

Seperti yang terdapat pada blurb cerita dalam novel Botchan ini mengisahkan tentang seorang guru yang datang untuk mengajar di sebuah desa di Jepang. Setelah sampai pada Desa tersebut ia mengalami berbagai kesulitan. Ia dihadapkan pada berbagai realita yang tidak sesuai dengan prinsipnya.

Berikut adalah berbagai hal yang ditemuai oleh Botchan di Desa Tersebut.

Pertama, kebiasaan orang desa tersebut yang senang ingin tahu urusan orang lain.  Kehidupan pribadi Botchan pun rasanya seperti direnggut paksa. Contonya adalah kejadian ketika di kelas murid-muridnya mengoloknya dengan makanan apa yang ia makan pada satu hari sebelumnya, atau hal-hal lainnya yang menurutnya seharusnya tidak semestinya orang-orang tersebut harus campuri. 

Kedua, siswa-siswa di sekolahnya sangat amat menyebalkan. Mereka sangat kurang dalam memahami pengertian arti kata menghormati. Botchan yang merupakan guru baru pun dibuat kesal setengah mati oleh mereka. 

Botchan dulunya juga bukan siswa yang baik, tapi dia cukup jantan untuk mengakui kesalahannya. Tidak seperti siswanya itu, yang hanya berani main belakang. Sialnya, sekolah justru melindungi kesalahan siswa dengan mengatasnamakan kelalaian guru dalam mendidik. 

Padahal kalau salah harusnya yah salah. Siswa yang melakukan kesalahan sudah semestinya mendapatkan hukuman. Agar nantinya mereka bisa belajar dari kesalahan yang mereka perbuat. Guru tidak seharusnya melindungi kesalahan siswa yang salah.

Ketiga, aturan sekolah sangat tidak relevan dan efisien. Ada sebuah kegiatan yang seharusnya tak perlu repot-repot untuk dikerjakan. Namun karena semua itu sudah seperti tradisi yang turun-temurun maka sekolah masih saja menjalankan kegiatan tersebut. Sungguh sebuah pekerjaan yang tidak berfaedah dan sia-sia.

Pemikiran kuno dan monoton, membuat tempat itu sulit untuk berkembang dan maju. Padahal untuk menjadi sekolah yang modern dan maju, harus ada dobrakan perubahan. Lantas, bagaimana mana mau maju kalau sistem yang digunakan masih itu-itu saja?

Keempat, Orang bermuka dua, licik, dan mau untungnya sendiri selalu ada dalam sistem. Mereka sangat pintar bicara di depan umum untuk menutupi segala kebusukan yang ada. Orang-orang seperti ini, biasanya yang selalu berpengaruh dalam sistem yang bekerja. Sungguh, orang-orang yang berbahaya.

Kutipan Favorit Dari Novel Botchan Karya Natsume Soseki

Dalam novel Botchan kata-kata atau dialog yang yang berkesan diantaranya adalah.

"Ketika manusia bebas memutuskan untuk menghormatimu, hadiah yang kaumiliki lebih mahal nilainya daripada apapun." 

Aku hanya mengucapkan hal-hal yang selama ini kupegang teguh. Kalau dipikir-pikir, sebagian besar masyarakat malah mendorongmu bertindak jahat. Mereka seolah percaya tanpanya, kau tidak akan bisa sukses dalam kehidupan. Pada kesempatan-kesempatan yang langka, ketika mereka melihat seseorang yang berbicara terus terang dan jujur, mereka meremehkannya dan menyebutnya hijau, tidak lebih daripada anak-anak. Ketika mengajarimu etika di sekolah dasar dan menengah, mereka memberitahumu untuk tidak berbohong dan selalu bersikap jujur. Bahkan lebih berguna bagi dunia secara keseluruhan dan terutama si individu itu sendiri, kalau sejak awal mereka tidak melakukan itu dan blak-blakkan berani mengajarimu metode berbohong, seni tidak memercayai orang, dan siasat mengambil keuntungan dari orang lain. (hlm. 91)

Relevansi Novel Botchan Dengan Keadaan Pendidikan Indonesia

Novel Botchan karya Natsume Soseki ini memang merupakan salah satu novel klasik yang kisah di dalamnya pun sebenarnya adalah sebuah rekaan dan kritik terhadap realita kehidupan masyarakat dan pendidikan Jepang. Namun sadarkah kita bahwa berbagai permasalahan yang dihdapi oleh Botchan di desa tersebut juga merupakan gambaran terhdap realitas kehidupan dan pendidikan masyaraka kita Indonesia saat ini bahkan sejak dulu. 

Sebelum Membaca Novel Botchan Karya Natsume Soseki

Sebelum kamu membaca Botchan, Saya ingin memperingatkan beberapa hal. Pertama jangan mengharapan bahwa ini adalah cerita dengan berbagai plot yang menegangkan atau dengan konflik yang klimaksnya memiliki titik puncak yang curam perbedaanya dengan cerita di awal dan di akhir, karena memang novel ini tidak menyuguhkan hal tersebut. 

Gaya penulisan novel ini pun bukanlah tipe yang dipenuhi dialog-dialog antar tokoh melainkan sangat kaya akan narasi-narasi panjang yang mungkin akan menjadi sesuatu yang menjemukan. 
Tapi dibalik itu cerita ini sungguh dapat menggugah diri kita terdahap realitas. Novel ini juga menyajikan karakterisasi yang brilian, moralitas tinggi, dan satire yang tidak terkekang masa.

Related Posts

3 komentar

  1. Aku kok merasa seperti sedang melihat gambaran realitas kehidupan dan pendidikan di Indonesia ya. Gak jauh2 permasalahan dari itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, idem Mbak. Saya juga mikirnya gitu, kok ya sama ya cerita pendidikan di Negara kita ini ya?

      Hapus
  2. aku meleng deh, bacanya jadi soseksi, wkwk..

    Btw, memang rata-rata kehidupan orang desa hampir sama ya di mana pun. Mungkin karena pemikiran mereka yang kurang maju juga ya, jadi ruwet di situ-situ aja.

    Bagus nih ceitanya, bisa jadi self reminder juga.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih telah membaca, bagaimana menurut mu ? Berkomentar tidak disarankan dengan anonim ya, biar bisa silahturahmi 🤭

Subscribe Our Newsletter