Review Buku Ajaklah Tuhan Ke Tanah Jawa

Konten [Tampil]

Review Buku Ajaklah Tuhan Ke Tanah Jawa

Novel berjudul Ajaklah Tuhan Ke Tanah Jawa ini mengambil berbagai peristiwa sejarah sebagai latar kejadianya. Ada salah satu fakta menarik bahwa buku ini diakui penulis lahir dari masa isolasinya dirinya di tengah masa pandemi yang sedang melanda saat ini. Buku ini merupakan gambaran bahwa kondisi saat ini bisa saja menjadi peluang untuk menghasilkan karya.

Identitas Buku

Judul Buku: Ajaklah Tuhan Ke Tanah Jawa
Penulis: Sekar Ayu Asmara
Jumlah Halaman: 256
Tahun Terbit: 2020
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Blurb

Di tahun 1940, Rebekah Blumenfeld disebut-sebut sebagai musisi masa depan negeri Belanda. Namun, kedatangan Nazi Jerman membuat kehidupannya porak poranda. Menikah dalam semalam lalu menjanda keesokan harinya. Demi keselamatan, keluarganya berpencar. Rebekah berlayar ke Tanah Jawa bersama adiknya yang cacat, dengan sebuah biola sebagai pemberi semangat.

Kejadian-kejadian menyesakkan dada mengikuti pelariannya selama berlayar. Dari percobaan bunuh diri, kematian sang adik, hingga kehilangan biola kesayangannya. Meski sempat limbung, Rebekah memegang amanah terakhir almarhum suaminya, “Ajaklah Tuhan bersamamu, ke mana pun kamu pergi.”

Di Tanah Jawa, Rebekah membuka hati dan mencoba membangun masa depan. Sayangnya, hidup tak jua menjanjikan kedamaian. Ia bahkan terjebak di kamp konsentrasi Jepang yang tak kalah kejamnya. Rebekah merasa telah mengajak Tuhan ke tanah Jawa, tetapi akankah Tuhan menyelamatkannya dari petaka perang yang merenggut segala yang ia cinta

Review Buku Ajaklah Tuhan Ke Tanah Jawa Karya Sekar Ayu Asmara

Dalam mengisahkan perjalanan tokohnya yaitu Rebekah Blumenfeld novel ini menurutku terbagi menjadi empat babak. Dimana masing-masing babaknya merupakan perjalanan yang tidak mudah bagi Rebekah sang tokoh utama kisah ini.

Babak pertama dimulai ketika Jerman mulai membordir kota-kota di Negeri Belanda. Rakyat Belanda mulai dibedakan berdasarkan berbagai aspek kehidupannya. Keluarga Bluemenfeld merupakan salah satu penganut Yahudi yang tersisihkan. Jerman mulai berlaku kejam kepada pihak-pihak tertentu, hingga ditengah hiruk pikuk peperangan tersebut Isaac yang merupakan sahabat Rebekah berlutut meminta ia menjadi Istrinya, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menggelar pernikahan dalam kepercayaan mereka secara diam-diam ditengah malam. Namun entah bagaimana aktivitas mereka tercium oleh tentara Jerman dan membut sepasang suami istri iu harus terpisahkan dari keluarganya. Bahkan setelah beberapa jam Isaac pun mati didepan mata Rebekah.

Selanjutnya babak kedua dimulai ketika akhirnya Rebekah memutuskan untuk pergi ke Hindia Belanda untuk menemui adik ayahnya yang tinggal di sana. Ia membawa amanah kedua orang tuanya yaitu adiknya yang cacat. Perjalanan menuju Tanah Jawa yang panjang dipenuhi pasang surut, dari mulai  percobaan mengakhiri hidup, kabar kehalimannya, kemudian keguguran hingga kematian sang adik. Beruntung dalam perjalanan tersebut Rebekah bertemu sepasang suami istri yang banyak membantunya.

Babak ketiga adalah kehidupannya yang nyaris tenang di Tanah Jawa. Ia menjadi guru musik bagi beberapa anak. Pada masa ini ia dipertemukan dengan seorang laki-laki pribumi yaitu Wiro. Ia menemui perjalanan spritualnya dan menjadi mualaf.

Babak terakhir adalah ketika Jepang mulai mengusai wilayah nusantara, orang-orang Belanda dijadikan tawanan. Namun Rebeka bernasib cukup baik, ia kemudian bekerja menjadi pemain musik pada salah satu restoran, bahkan ia sepat dilaar oleh salah seorang petinggi militer Jepang dan ia menolaknya, ketika itu padahal ia sudah mendengar kabar bahwa Wiro sudah meninggal. Ketika Jepang di Hirosima dan Nagasagi di luluhlantakan perlahan kekuasaan di Bumi Nusantara pun lengang. Ketika perang itu usai ia akhirnya menikah dengan Wiro yang ternyata masih hidup.

Hal Menarik
Ada banyak hal menarik dan inspiratif yang bisa ditemui pada novel ini. Salah satunya yang cukup inspiratif adalah pesan-pesan Ibu, Ayah dan Isaac yang selalu dikenang oleh Rebekah. 
Tak ada kehilangan yang sia-sia, karena setiap kehilangn akan melahirkan sesuatu hla baru
Ajaklah Tuhan bersamamu, ke mana pun kamu pergi.
Selain itu juga, cuplikan-cuplikan fakta sejarah yang diselipkan oleh penulis bisa jadi merupakan salah satu media untuk menambah wawasan tentang sejarah sejarah bagi pembaca.

Namun dari novel ini juga aku membayangkan bahwa betapa bagaimanapun sakitnya derita Rebekah mungkin masih jauh lebih nelangsa nasibnya jika ia adalah gadis pribumi yang harus meresakan kemiskinan di naungan permata yang berlimpah.

Tokoh-tokoh yang ditemui Rebekah dalam perjalanan hidupnyapun semuanya baik-baik (kecuali peperangan yang terjadi) dan ia mendapat happy ending yang terlalu manis, entah apa mungkin ada orang seberuntung Rebekah pada masa itu?





Related Posts

4 komentar

  1. Novel ini memang sangat bagus

    BalasHapus
  2. Makasih reviewnya Mba, kebetulan buku ini udah masuk list buku yang mau aku baca, cuma masih ragu sih karena berbau historical gitu 🙈

    BalasHapus
  3. Lihat judulnya, kirain buku filsafat, hehe....

    BalasHapus
  4. Ihhh keren, suka juga dengan gaya reviewnya Mbak Rani. Jadi penasaran pengen ikut baca juga

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih telah membaca, bagaimana menurut mu ? Berkomentar tidak disarankan dengan anonim ya, biar bisa silahturahmi 🤭

Subscribe Our Newsletter